THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 19 Desember 2007

(Tidak) Semua Orang Bisa Jadi Jurnalis
Bandung (19/12).
Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung mengadakan seminar dengan tema "Sosialisasi Kompetensi Profesi Wartawan", di Kampus Fikom Unpad Bandung, Jalan Dago Pojok 23, Rabu (19/12).

Praktisi yang hadir sebagai pembicara adalah Drs. Amin Saragih MS sebagai Staf Depkominfo, Widodo Asmowiyoto sebagai Pemimpin Redaksi II Harian Pikiran Rakyat, dan Sahat Sahala Tua Saragih selaku dosen Fikom Unpad Jatinagor Jurusan Ilmu Jurnalistik.

Kegiatan yang dimulai sekitar pukul 8 pagi itu dibuka oleh Drs. Hadi Suprapto Arifin, M.Si yang menjabat sebagai Ketua Program Fikom Unpad Bandung.

Diskusi yang menyenangkan! Membahas banyak hal tentang dunia kewartawanan. Dari mulai regulasi hingga fenomena wartawan kloning, jumpa tape, dan citizen journalism.

Untuk jadi wartawan yang kompeten itu ternyata nggak hanya bermodal kamera dan pernak-pernik lainnya. Pikirkan juga skill...

Karena orang-orang di luar sana begitu percaya sama media massa baik cetak, elektronik, atau on-line, kenyataannya nggak semua media massa bisa dipercaya karena orang-orang yang ada di balik media massa itu nggak layak untuk dipercaya.

Kenapa?

Alasannya adalah sekarang ini lagi musim wartawan kloning dan kegiatan "jumpa tape". Hasilnya : Keseragaman atas berita yang muncul di media massa. Dari mulai isi sampai sudut pengambilan gambar untuk berita televisi. Wartawannya nggak kompeten.

Hal tersebut adalah hasil dari solidaritas yang salah. Nggak menghargai hak inteleltual seseorang pada saat dengan mudahnya, hasil wawancara yang terekam di tape recorder, direkam ulang oleh wartawan-wartawan lainnya yang nggak berusaha keras untuk mendapatkan berita.

Sekarang ini, Indonesia butuh perubahan dalam dunia jurnalistik. Meskipun dunia ini penuh resiko dan tantangan, tapi ada peluang besar yang bisa diraih oleh orang-orang yang konsisten bertahan di dalamnya.

Satu hal yang paling penting adalah melakukan usaha untuk merubah paradigma "semua orang bisa jadi wartawan". Karena kenyataannya, perlu keahlian dan pengetahuan khusus untuk menjadi wartawan yang kompeten dan mampu bertahan di tengah persaingan yang keras.

Sayang euy, peserta seminar ini dibatasi. Hanya 20 orang. Aja. Beruntunglah kalian yang menjadi peserta.... Hehehe! Beneran deh ;) ***

*Jur...Naaaaa...Listik...!!!!!*

5 respon:

Anonim mengatakan...

hahaha.........benar-benar memang hanya orang yang terpilih saja bisa menjadi seorang jurnalistik!!!!!

yang kuliah di jurusan jurnalistik'pun terkadang gak bisa jadi seorang jurnalis!!!!!!

Anonim mengatakan...

Hola!!!
sejatinya kegiatan jurnalisme dilakukan oleh jurnalis sejati.
Yaitu orang yang mengenyam pendidikan secara mendalam di dunia jurnalistik bukan yang jurnalis instan.emang mie?

Mucho Obrigado!
-duaKaTa!-

Pandak_Elok mengatakan...

oke..oke..oke..inti dari tulisannya uda saya dapet. tapi yang masih bingung adalah bagaimana cara melenyapkan para wartawan "kloning".hal ini memang masalah kecil sih, tapi bagaimana tanggapan dari jurnalist luar negeri klo mreka tau bahwa dinegara kita terdapat wartawan kloning...bisa gawat tuh, prestige kita selaku para calon ibu2 bapa2 wartawan disa2 dropp sama masalah kya gitchu....
woi....menurut informasi yang saya dapat dari salah satu jurnalist media cetak ternama, bahwa sekarang ini masyarakat indonesia uda bisa jadi wartawan, ya walopun skill-nya masih kalah sama yang "berprofesi"..tapi menurut saya tentang hal ini justru dapat membantu para jurnalis, jd tinggal ngedit-ngedit dikit lah dan tentu ngeditnya juga harus sesuai dengan aturan (tanpa menghilangkan fakta)..ceuk si adul eta oge...hehehehe. diatosan ku mamang di bumi pandak_elok ah...
Wass.

Anonim mengatakan...

ahahahaha

Anonim mengatakan...

Apa pun yang terjadi di "luar" sana, anak jurnal harus tetep dan kudu semangat menjadi yang terbaik. Tong eleh ku jurnalis kloningan atuh...Selamat berjuang....